Di tengah tantangan dunia pendidikan modern yang sering kali terjebak pada pencapaian akademik semata, Sekolah Interaktif Gemilang Mutafannin atau biasa disebut Sekolah Gemilang di bawah naungan Yayasan Baharu, hadir sebagai angin segar dengan pendekatan pendidikan holistik yang khas. Melalui kurikulum yang dirancang secara integratif dan kontekstual, Sekolah Gemilang yang berada di Kabupaten Bandung Barat ini berupaya menanamkan nilai-nilai adab, keceriaan dalam belajar, serta pengembangan potensi anak secara menyeluruh. Satuan pendidikan yang berada dalam naungannya mencerminkan komitmen terhadap pendidikan yang inklusif dan beragam, meliputi: PAUD Cikal Gemilang (PAUD & Daycare), SABK Gemilang Rahayu Arbiah (SLB), SD dan SMP Interaktif Gemilang Mutafannin, dan Sekolah Quran Gemilang Mutafannin.
Keseluruhan satuan pendidikan tersebut berpijak pada prinsip “sekolah yang menyenangkan dan mengadabkan”, sebuah prinsip dasar yang dicetuskan oleh Bapak Ir. Edi Sudrajat Ahmad selaku Founder dan Principal Yayasan Baharu, yang senantiasa dijadikan rujukan dalam merancang kurikulum dan praktik pendidikan di lingkungan . Prinsip inilah yang menjadi fondasi dalam membentuk lingkungan belajar yang tidak hanya fokus pada hasil akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan spiritualitas peserta didik. Adapun yang diusung adalah menyenangkan dan mengadabkan, karena sejalan dengan hadits Nabi SAW yang artinya : “Mudahkanlah dan jangan kamu persulit. Dan gembirakanlah (tenangkanlah) dan jangan kamu membuat lari” (Imam Bukhari, 1997).
Secara asbabul wurud, hadits yang dimaksud memang tidak secara langsung membahas proses pembelajaran dalam ruang kelas formal, melainkan berkenaan dengan instruksi dakwah yang diberikan Rasulullah saw. kepada Muadz. Namun secara substansi, seluruh ucapan Rasulullah saw. dalam konteks dakwah mengandung nilai-nilai tarbiyyah, sehingga tetap relevan dalam membentuk konsep pembelajaran, khususnya dalam pendidikan Islam. Hadits ini menekankan pentingnya menciptakan proses belajar yang mudah dipahami dan menyenangkan, agar peserta didik tidak merasa terbebani secara psikologis maupun mengalami kejenuhan di dalam kelas. Selain itu, hadis tersebut juga mengisyaratkan bahwa metode pengajaran harus disesuaikan dengan situasi, kondisi, serta karakteristik peserta didik agar proses belajar dapat berlangsung secara efektif dan bermakna (Marpuah, 2024).
Hal ini menjadi alasan utama mengapa menyenangkan ditempatkan lebih dahulu dari pada mengadabkan karena suasana yang nyaman, tenang, dan penuh kegembiraan menjadi pintu masuk agar anak didik betah, termotivasi, dan siap menerima materi pembelajaran dengan baik. Setelah itu barulah nilai adab ditanamkan, sebab pengajaran yang berlandaskan kesenangan akan lebih mudah meresap sehingga pembentukan akhlak dan karakter berjalan secara alami dan berkesinambungan. Namun, bukan berarti adab tidak penting, justru adab menjadi pondasi dasar seorang peserta didik. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali yang dikutip oleh Ramadhan & Sucipto (2024), bahwa adab merupakan pondasi utama yang harus dimiliki sebelum seseorang menuntut ilmu. Namun, pendekatan yang menyenangkan dan menggembirakan dapat menjadi jalan masuk yang lebih efektif untuk menumbuhkan kesiapan hati dan pikiran anak didik dalam menerima adab dan ilmu secara bersamaan.
Pendidikan yang menekankan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, spiritual, moral, dan keterampilan sejalan dengan konsep kurikulum khas Sekolah Gemilang yang dikenal dengan kurikulum Cageur, Bageur, Bener, Pinter, Singer yang bertujuan membangun anak menjadi Insan Sejati. Kelima nilai ini merupakan representasi dari tujuan pendidikan holistik, yaitu membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani (Cageur), cerdas sosial dan moral (Bageur), cerdas spiritual (Bener), cerdas intelektual (Pinter), dan cerdas kinarya (Singer). Dengan demikian, kurikulum khas Sekolah Gemilang tidak hanya selaras dengan prinsip pendidikan Islam, tetapi juga menjadi bentuk konkret penerapannya dalam konteks lokal budaya Sunda. Melalui integrasi ini, peserta didik diarahkan untuk menjadi insan paripurna yang berilmu, beriman, berakhlak, dan bermanfaat bagi masyarakat (Marlina et al., 2025).
Keseluruhan kurikulum tersebut berlandaskan pada tauhid yang menjadi dasar pandangan hidup seorang Muslim, yaitu keyakinan akan keesaan Allah SWT, kesadaran bahwa manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya, serta orientasi hidup yang tertuju pada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dengan demikian, kehidupan dipahami dalam dua dimensi waktu: hari di dunia sebagai kesempatan untuk beramal, dan hari di akhirat sebagai momentum menerima balasan atas amal tersebut berupa keridaan Allah dan surga-Nya. Al-Qur’an diposisikan sebagai cahaya yang memberi petunjuk dalam menentukan jalan yang benar dan menghindari jalan yang salah, sementara Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi teladan utama yang memberikan motivasi dan inspirasi dalam seluruh aspek kehidupan.
Selain itu, visi yang digagas oleh Sekolah Gemilang mencakup tiga prinsip utama, yaitu inspiratif, inklusif, dan kompeten. Inspiratif dipahami sebagai ruh atau semangat untuk melakukan hal yang benar dengan cara yang berbeda namun tetap sarat manfaat, sehingga mampu memberikan dorongan positif bagi peserta didik (Warsah, 2021). Inklusif dimaknai sebagai keterbukaan untuk merangkul seluruh anak dari berbagai latar belakang budaya, sosial, ekonomi, maupun keyakinan, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, baik fisik maupun mental (Sumarno & Iksan, 2024). Sementara itu, kompeten diwujudkan dalam sikap arif dan bijaksana dalam mendidik, yang berlandaskan pada Grand Theory Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, serta terus diasah melalui praktik dan penelitian.
Guna mewujudkan visi tersebut, diperlukan misi yang terarah dan berkesinambungan. Pertama, membangun lingkungan yang ramah, aman, nyaman, dan menyenangkan sehingga setiap anak dapat tumbuh secara optimal dalam seluruh aspeknya: Cageur, Bageur, Bener, Pinter, Singer. Kedua, membekali peserta didik dengan Karakter, Kompetensi, dan Kepemimpinan (3K) agar mampu menjadi rahmat bagi semesta alam. Ketiga, mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif, sistem serta manajemen sekolah yang lebih bermutu, dengan dukungan sumber daya insani yang profesional dan berkualitas. Dengan demikian, visi yang diusung tidak hanya menjadi cita-cita, tetapi dapat diwujudkan secara nyata melalui langkah strategis, konsistensi, dan sinergi seluruh pihak yang terlibat dalam pendidikan.
Dengan konsep pendidikan tersebut, Sekolah Gemilang menjadi pilihan sekolah yang ramah anak dan sekolah yang mengutamakan pendidikan karakter di Kabupaten Bandung Barat bagi Ayah Bunda yang sedang mencari sekolah terbaik bagi Ananda.