Langkah Awal untuk Membangun Iklim Sekolah yang Positif
Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bukan sekadar rutinitas awal tahun ajaran, tetapi merupakan fondasi penting dalam membentuk iklim sekolah yang positif dan inklusif. Di SMPIGM, semangat ini diwujudkan dalam kegiatan MPLS yang dikemas hangat dan menyenangkan melalui program TKMT (Tak Kenal, Maka Ta’aruf).
Lebih dari sekadar perkenalan, kegiatan ini menjadi momen awal bagi peserta didik baru untuk merasa diterima dan dihargai. Dipandu oleh kakak-kakak OSIS dan guru pembimbing, TKMT dirancang untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan, penuh interaksi, serta memperkuat rasa percaya diri siswa sejak hari pertama mereka menginjakkan kaki di sekolah. Dengan melibatkan siswa-siswi yang tergabung dalam OSIS untuk turut andil dalam merancang acara, esensi dari program ini tidak hanya akan didapatkan oleh siswa baru, namun juga kakak-kakak kelasnya yang menyambut kehadiran mereka.
“Bagi kami, TKMT (Tak Kenal Maka Ta'aruf) adalah tempat di mana kami akan menemukan wajah baru. Kami senang sekali melayani teman-teman baru kami. Kami juga selalu berusaha semaksimal mungkin agar teman-teman baru kami merasa nyaman dengan sekolah ini. Kami sangat bersemangat di TKMT ini karena ini hanya muncul setahun sekali dan kami juga bahagia melihat teman-teman baru kami tersenyum,” Tulis Algi, Wakil Ketua OSIS sekaligus siswa yang berperan sebagai pewara dalam pelaksanaan TKMT pada 14 Juli lalu.
Kolaborasi Guru dan Siswa untuk Menyambut Anggota Keluarga Baru
Sebagaimana yang disampaikan oleh Algi, TKMT menjadi momen berkesan yang menandai petualangan belajar mereka di tahun ajaran baru bersama adik-adik kelas yang mereka sambut dengan suka hati. Inilah awal terbentuknya iklim sekolah yang positif. Siswa baru merasa disambut oleh kakak-kakak kelasnya yang merentangkan tangan mereka dengan hangat, alih-alih menyuguhkan dinginnya senioritas. Pelaksanaannya pun diliputi atmosfer gembira, bukan kekakuan dan kecanggungan. Sebab, kakak-kakak kelasnya yang menjadi panitia menyiapkan acara penyambutan khusus itu untuk adik-adik kelasnya dengan sepenuh hati. Sebagaimana yang dituliskan oleh Hannan, Ketua OSIS yang juga Ketua Pelaksana TKMT di SMPIGM:
“SMP Interaktif Gemilang memberi kesempatan kami untuk terlibat secara langsung dalam pelaksanaan TKMT. Kami dipercaya untuk membuat, mempersiapkan hingga melaksanakan kegiatan ini. Bisa dikatakan, lebih dari 90% kegiatan ini kami yang buat. Sampai ada yang harus datang langsung ke sekolah untuk mempersiapkan kegiatan ini. Ini menjadi kesempatan emas bagi kami, karena dengan adanya kesempatan ini, kami bisa merasakan susahnya membuat sebuah acara. Kami bangga sekali bisa menyukseskan acara ini. Acara yang kami rangkai bersama-sama. Meski langkah terasa berat, ada makna indah yang mendekat,” jelasnya.
Tantangan Tak Menjadi Alasan. Semangat Mereka Tak Tergoyahkan
Keterlibatan siswa dalam kegiatan ini—dimulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga penutupan, membuat mereka merasa memiliki acara yang sedang berlangsung melalui peran nyata yang menjadi tanggung jawab mereka. Tentu saja sebagai seorang pembelajar yang tak luput dari tantangan, berbagai kesulitan mereka hadapi. Hal itu disampaikan oleh Wafi, Sesi Bidang Keagamaan di OSIS yang mendapatkan peran sebagai mentor sebaya saat TKMT:
“Selama TKMT, kami menghadapi beragam tantangan, yaitu kesusahan dalam persiapan TKMT, karena hanya ada sedikit personil yang turun tangan untuk membantu mempersiapkan, mulai dari merangkai acaranya (karena ini baru pertama kali kami membuat acara yang sebesar ini), membuat hadiah, hingga menyiapkan nametag. Kami sampai harus datang ke sekolah untuk mempersiapkan dan memastikan semuanya sudah siap. Begitupula pada saat pelaksanaan, tantangannya yaitu adanya ketakutan muncul perasaan canggung dengan anak-anak kelas yang baru ikut bergabung ke dalam SMPIGM yang membuat kegiatan TKMT menjadi kaku, serta karena kurangnya komunikasi, membuat acara ini menjadi sedikit tidak sesuai ekspektasi,” tulisnya.
Meski begitu, melalui tantangan-tantangan yang menjadi pengalaman itulah mereka meningkatkan kualitas dan kemampuan diri. Dan, begitulah siswa-siswi yang terlibat sebagai Panitia TKMT tetap merasakan kegembiraan sebagai tim penyelenggara terlepas dari beragam tantangan yang menjumpai mereka. Melalui kerja sama yang kompak, meski disertai dinamika di sela-sela pelaksanaannya, mereka saling menghargai dan mensyukuri peran satu sama lain. Pengalaman yang mereka dapatkan memberi mereka pembelajaran berharga bukan hanya dari aspek keorganisasian, namun juga karakter baik yang terbentuk melalui waktu-waktu berharga yang mereka habiskan. Begitulah yang dituliskan oleh Shafaa, Seksi Bidang Kependidikan di OSIS yang juga mendapatkan peran sebagai mentor sebaya saat TKMT melalui pesan penghargaannya pada rekan-rekan panitia:
“Buat teman-teman yang sudah menjadi panitia TKMT, saya ucapkan terimakasih karena sudah meluangkan tenaga, waktu serta pikirannya. semoga Allah mampu membalas segala kebaikan teman-teman semua dan Allah berikan pahala yang berlipat ganda. Sebetulnya kami menjadi panitia di acara TKMT ini merasa capek akan tetapi kelelahan itu terasa bagaikan "capek yang membahagiakan" bagi kami. Karena dapat memberikan sumbangsih tenaga pikiran untuk Sekolah tercinta, SMP Interaktif Gemilang Mutafannin. Capek namun kami bahagiaaaaa,” ungkapnya penuh rasa syukur.
Melalui tulisan para panitia terkait program yang mereka selenggarakan ini, kami sekali lagi menyadari bahwa kegiatan TKMT yang dibuat dengan model seperti ini tidak hanya memperkenalkan lingkungan fisik sekolah, tetapi juga membangun hubungan emosional yang erat antarwarga sekolah. Anak-anak bermain, tertawa, dan saling mengenal, mewujudkan nilai-nilai gotong royong, empati, serta komunikasi yang sehat di lingkungan belajar.
Saat Lingkungan Terasa Aman dan Nyaman, Belajar Menjadi Semakin Menyenangkan
Dalam konteks pendidikan, pendekatan ini menunjukkan betapa pentingnya social-emotional learning (pembelajaran sosial-emosional) sebagai bagian integral dari proses pendidikan. Ketika siswa merasa aman secara emosional dan diterima dalam lingkungan barunya, mereka lebih siap untuk belajar, berpartisipasi aktif, dan berkembang secara optimal.
Dengan mengangkat semangat ta’aruf—saling mengenal dan memahami—sejak awal, SMP GM menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan menghargai perbedaan sebagai dasar budaya sekolah. Inilah yang menjadikan TKMT bukan sekadar agenda seremonial, melainkan langkah awal membangun komunitas belajar yang penuh semangat dan harapan.
Begitulah kami menghadirkan atmosfer pendidikan interaktif dan inklusif yang positif di Sekolah Interaktif Gemilang Mutafannin dengan model pembelajaran berbasis aktivitas yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara langsung dan membiarkan mereka belajar dari pengalaman.
Senin, 28 Juli 2025
OSIS SMP Interaktif Gemilang Mutafannin